Jakarta, Lokalture.com — Rich Brian siap menggelar tur ‘Where Is My Head?’ di Asia pada November dan Desember 2025. Jakarta akan menjadi pembuka tur enam kota, meliputi Taipei, Singapura, Hong Kong, Manila, dan Honolulu.
Tur menyambut perilisan album perdana Rich Brian tersebut menjanjikan pengalaman tak terlupakan menyuguhkan lagu-lagu andalannya untuk memperkuat koneksi dengan penggemar.
Jadwal Tur Rich Brian ‘Where Is My Head?’
29 Nov – Jakarta, Beach City International Stadium
01 Des – Taipei, Zepp New Taipei
03 Des – Singapore, MediaCorp Theatre
06 Des – Hong Kong, Clockenflap Festival
08 Des – Manila, New Frontier Theatre
11 Dec – Honolulu,The Republik
Album penuh perdananya sejak kali pertama debut pada 2019 tersebut sangat personal bagi Brian karena merangkum perjalanan pendewasaannya selama enam tahun terakhir. Brian menulis dan memproduksi sendiri sebagian besar lagu di album ‘Where Is My Head?’ sehingga mencerminkan keinginannya untuk mengendalikan aspek artistik secara lebih mendalam dan autentik.
Baca juga:
“Sebagian besar album ini dibuat sendiri di kamarku, rasanya terlalu personal untuk melakukannya dengan cara lain. Benar-benar gila rasanya memproduksi semua lagu, beberapa lirik favorit, dan story telling nan telah dikerjakan sejauh ini. Tidak masalah untuk membanggakan pencapain diri selama enam tahun terakhir,” kata Rich Brian pada akun Instagram pribadinya.

Terdapat 15 lagu pada album ‘Where Is My Head?’, di antaranya Senja, Body High feat Toro y Moi, Jumpy feat Ski Mask The Slump God, Took a Breath, Butterfly, Fat Cats, Starving Dogs feat Maxo Kream, Little Ray of Light, Ma, Serpents, Bumpy Road feat Redveil, Timezones, Is It? Feat Charlotte Day Wilson & Daisy World, She feat Kurtis Wells, Oh Well, dan Jelly Air Island.
Baca juga:
Saat Iwan Fals dan Isyana Sarasvati Mendadak Berubah Tengkorak
Kelimabelas lagu di album tersebut mencakup kolaborasi dengan Toro y Moi dalam ‘Body High’, Charlotte Day Wilson dan DAISY WORLD dalam ‘Is It?’, serta Redveil dalam ‘Bumpy Road’ mengeksplorasi tema-tema patah hati dan penyembuhan, ambisi dan keterasingan, serta memori dan penemuan diri.
Brian membagikan kisah tentang dampak dari hubungan jangka panjang, rasa bersalah karena melewatkan momen penting keluarga, dan pencarian identitasnya sebagai seseorang nan hidup di antara budaya dan ekspektasi berbeda. (*)