Jakarta, Lokalture — Luap berkebalikan Paul. Seolah sesederhana membalik huruf. Bermain-main dengan bunyi pada tiap huruf. Namun, bila ditelusur lebih jauh, Luap justru menjadi cerita utuh tentang penyanyi bernama lengkap Nyoman Paul Fernando Aro. Solis asal Bali tersebut merangkum luapan hatinya pada album penuh perdana bertajuk Luap.
Nyoman Paul mengemas perjalanannya di dunia musik Tanah Air dengan merilis debut album berisi delapan lagu, termasuk tiga single telah dirilis sebelumnya, seperti “Tunggu Apa Lagi”, “Alunan Mimpi”, dan “Mundur Perlahan”. Sementara lima lagu lainnya, di antaranya “Sekarang dan Selamanya”, “Penjara”, “Luapkanlah”, “Namanya Juga Hidup”, dan “Memori Kita”. Khusus untuk lagu “Namanya Juga Hidup”, Nyoman Paul berkolaborasi dengan rapper A.Nayaka.
Baca juga:
Lima Perempuan Penyanyi Gelar Narasi Musikal Sampaikan Keresahan Kartini Masa Kini
Paul berharap album perdananya bisa menjadi sarana menunjukkan jati dirinya sebagai seorang musisi. “Jadi album LUAP ini selain berasal dari nama saya sendiri juga menggambarkan bagaimana luapan isi hati saya yang dibungkus dalam karya, sebuah album. Kurang lebih album ini menjadi penegasan saya yang memilih berkarier sebagai seorang musisi dengan warna saya sendiri,” ujar Nyoman Paul.
Pada penggarapannya, Nyoman Paul berkolaborasi dengan beberapa produser ternama, seperti Johan Gustafsson dan Josefin Glenmark Breman dari The Kennel asal Swedia di lagu ‘Memori Kita’. Lafa Pratomo di lagu “Penjara”, “Mundur Perlahan”, dan “Luapkanlah”. S/EEK di lagu “Tunggu Apa Lagi” dan “Alunan Mimpi”. Selanjutnya, dengan Krisna Trias di lagu “Sekarang dan Selamanya” dan “Namanya Juga Hidup”. Dalam penulisan lirik, Nyoman Paul tak sendirian namun turut menggaet Rahman Sadli Waraiya dan Clara Riva.
Baca juga:
Isyana Sarasvati Curi Perhatian pada Peluncuran Puma H-Street di Korea Selatan
“Bekerja sama dengan musisi-musisi hebat sudah pasti sangat menyenangkan karena banyak ilmu baru yang saya dapatkan. Orang orang yang terlibat juga tidak segan-segan memberikan masukan positif, baik itu secara teknis tentang musik dan berbagai hal lainnya,” kata semifinalis ajang pencarian bakat rentang 2022-2023 tersebut.
Secara keseluruhan, album rilisan Universal Music Indonesia dengan nuansa pop ini kental akan aransemen band tahun 2000-an sehingga nyaman untuk didengarkan dan mampu merepresentasikan Nyoman Paul secara utuh. Album ini dipenuhi dengan notasi catchy dan mudah diikuti dengan lirik ringan tapi tetap mampu menarik hati pendengarnya.
“Lagu-lagu di album ini banyak menggunakan chord mudah diikuti sama teman teman yang suka main musik di sela sela waktu santainya,” pungkas Nyoman Paul. (*)
