Jakarta, Lokalture.com — Pohonnya paling tinggi hanya 5,5 meter. Daunnya hijau pipih serupa daun jeruk. Buahnya lonjong kecil berwarna merah selaik biji kopi. Nama latinnya, synsepalum dulcificum atau kondang dengan buah ajaib (Miracle Fruit). Disebut buah ajaib karena mampu mengubah rasa masam menjadi manis.
Buah asal Afrika Barat dan Tengah tersebut dapat dijumpai di antara hamparan sawah Desa Wisata Taman Martani di Yogyakarta. Buah ajaib menjadi sajian khas bahkan daya tarik para pelancong berkunjung ke Desa Wisata Tamanmartani.
Baca juga:
Menikmati Pengalaman Menyantap Sajian Klasik-Kontemporer Italia dengan Sentuhan Khas Bali
Seto, pengelola destinasi Candimulyo di Desa Wisata Tamanmartani, mulanya menanam buah ajaib pada 2018–2019 karena unik dan langka.
“Adanya buah ini juga tahunya dari teman saya, lalu saya coba beli bibitnya, dan saya kembangkan,” kata Seto dikutip dari Kemenpar.

Buah ajaib kemudian menjadi dikembangkan menjadi potensi wisata salah satunya sebagai sarana edukasi menyenangkan, terutama bagi anak-anak.
Anak-anak, lanjut Seto, bisa belajar tentang cara kerja indera perasa dengan cara interaktif dan menghibur di desa wisata tersebut.
Seto menjelaskan untuk dapat mengubah rasa di lidah menjadi manis saat mencicipi makanan apapun memiliki rasa asam, asin, dan pahit diperlukan rentang tunggu 30 detik hingga 1 menit mengulum buah di lidah.

“Buah ini sangat jarang dijual bebas di pasaran. Kami pun di Candimulyo tidak menjualnya. Bila ingin merasakan keajaibannya silakan berkunjung ke Desa Wisata Tamanmartani, agar bisa merasakan dan metik sendiri. Wisatawan bisa buktikan kalau buah miracle ini bisa mengubah lemon jadi manis,” ujar Seto.
Di Desa Wisata Tamanmartini, keajaiban buah miracle bukan satu-satunya daya tarik. Wisatawan bisa menikmati pengalaman memetik beragam buah di destinasi Candimulyo, seperti black sapote, white sapote, murbei, plum, buah tin, kacang Amazon, dan masih banyak lagi.
Baca juga:
Selain itu, desa ini juga menawarkan belajar jemparingan, yaitu olahraga panahan tradisional khas Jawa, khususnya dari lingkungan Keraton Mataram Ngayogyakarta, yang dilakukan dalam posisi duduk bersila.
Ada juga wisata sejarah. Wisatawan dapat menjelajahi peninggalan candi, melihat batuan-batuan kuno, serta mengintip koleksi keris, manuskrip, dan buku-buku beraksara Jawa. (*)