Serat Centhini bukan cuma kumpulan puisi Jawa kuno, tapi juga kitab kehidupan yang nyentil soal cinta. Salah satu pelajarannya? Pentingnya komunikasi dan kejujuran dalam hubungan. Meski ditulis abad ke-19, nasihatnya relatable banget buat Gen Z.
Centhini ngajarin kalau cinta nggak melulu soal perasaan menggebu-gebu, tapi juga soal saling memahami. Gimana caranya? Dengan ngobrol terbuka, jujur tentang apa yang kita rasakan, dan nggak gengsi buat bilang “aku butuh kamu.” Di zaman digital ini, kita sering kali terjebak dalam gimmick online, memperlihatkan hubungan yang manis di media sosial tapi lupa membangun koneksi nyata.

Serat Centhini mengingatkan kalau cinta sejati itu nggak bisa dipoles buat konten doang. Harus ada kepercayaan dan komitmen yang tumbuh dari kejujuran.
Jadi, meski zaman udah serba cepat, prinsip dari Serat Centhini ini masih relevan: cinta butuh keterbukaan dan kesabaran. Kalau nggak, ya siap-siap aja hubunganmu kayak sinyal WiFi — putus nyambung!
Ingat, yang penting bukan seberapa sering posting bareng, tapi seberapa kuat kamu dan dia saling memahami di balik layar.